Klik Jangan Tak Klik

Saturday, March 19, 2011

Lambang Cinta TAJ MAHAL...



Pengusaha Hindustan, Shah Jahan, mengalami mahaduka setelah istrinya, Mumtaz Mahal, meninggal saat melahirkan bayi sungsang di tenda perang. Pada tahun 1632 ia menitahkan penciptaan istana pualam — yang dirancang berdasarkan citra tentang surga dalam Al-Quran — sebagai jejak terakhir raga istrinya. Dengan bantuan Isa, arsitek berdarah Persia, ditambah dua puluh dua ribu pekerja dan ratusan gajah, ia berhasil mewujudkan Lambang Keagungan Cinta yang diberinya nama : Taj Mahal.
Berlatar asmara dan perselingkuhan, intrik dan perang saudara, Jahanara, anak Mumtaz Mahal, membabar kisah di balik penciptaan Taj Mahal. Ia bercerita tentang dirinya yang berusaha kabur dari “suami politik”-nya demi memburu kekasih rahasia yang tersembunyi di balik dinding-dinding Taj Mahal. Tapi ia kemudian terjebak dalam perang antara kakak dan adiknya; Pangeran Dara Shikuh, seorang mistikus yang berjuang mempersaudarakan Muslim dan Hindu, melawan Aurangzeb yang gila takhta dan gemar memanipulasi agama untuk menumpas lawan-lawan politiknya.
Melalui narasi-narasi liris pada setiap babak, roman sejarah ini bakal menyihir anda untuk memasuki India masa silam, dengan kemewahan haram dan kesyahduan Yamuna, dalam sebuah pertunjukan Klasik–seperti Mahabharata atau Seribu satu Malam — tentang pertarungan antara kuasa cinta dan angkara.



Kisah cinta
 
Menyoroti detik awal kisah cinta antara seorang Maharaja Mogul dan anak seorang bangsawan...
 
Putera Khurram (Shah Jahan) mula jatuh cinta terhadap kecantikan Arjumand Banu Begum (Mumtaz Mahal) pada saat pertama kali bertemu. Hasrat memperisterikan Arjumand yang ketika itu berusia 14 tahun hanya termakbul lima tahun kemudian. Melihatkan watak dan penampilan Arjumand yang dikatakan melebihi wanita lain, Arjumand dianugerahkan nama Mumtaz Mahal yang bermaksud wanita terpilih.
 
Walaupun menjadi isteri ketiga, Mumtaz merupakan isteri kesayangan yang sentiasa berada di sisi suaminya. Beliau turut bertindak sebagai pemberi nasihat, sokongan, cinta, keselesaan dan dikatakan model isteri sempurna yang memberi inspirasi kepada Shah Jahan sepanjang 19 tahun usia perkahwinan mereka.


Mumtaz Mahal menghembuskan nafas terakhir kerika melahirkan anak ke-14 yang diberi nama Gauhara Begum dan disemadikan di Burhanpur selama 23 tahun sebelum berpindah ke Taj Mahal.


Trivia
Kecantikan pelakon Aishwarya Rai dikatakan seperti Mumtaz Mahal.

Buku Taj Mahal

Waktu baca buku ‘Mehrunissa’ dan ‘Nur Jahan’, fiza tau, macam mana ‘berdarah-darah’nya sejarah kesultanan Mughal di India. bagaimana seorang ayah boleh begitu kejam dengan anaknya, atau bahkan, anak yang rela melakukan apa pun demi mendapatkan kedudukan tertinggi sebagai Sultan Mughal, rela membunuh saudaranya sendiri untuk memuluskan jalan dengan berbagai intrik-intrik yang mengerikan.

Seperti yang diketahui, dari tiga anak Sultan Jahangir: Pangeran Khusrau, Pangeran Khuram dan Pangeran Parvis – hanya Pangeran Khuram-lah yang sejak awal dianggap berpotensi menggantikan kedudukan ayahnya.

Memang setelah berbagai pemberontakan, akhirnya, Pangeran Khuram pun naik tahta menggantikan ayahnya. Ia pun bergelar Shah Jahan. Beristrikan Arjumand, yang kemudian diberi gelar Mumtaz Mahal. Shah Jahan dan Mumtaz Mahal memiliki banyak anak – yang paling menonjol di buku ini adalah Pangeran Dara, Putri Jahanara dan Pangeran Aurangzeb. Anak-anak lelaki yang lain tidaklah terlalu menonjol, sehingga jarang diberi tugas penting oleh ayah mereka, sementara anak-anak perempuan, lebih banyak diasuh oleh para dayang-dayang di dalam harem. Hanya Putri Jahanaralah yang mirip sekali dengan ibunya.

Dalam buku ini, Putri Jahanara membagi kisahnya kepada dua orang cucunya, Gulbadan dan Rurayya tentang sejarah keluarga yang penuh dengan rahsia dan sangat berbahaya. Di masa tuanya, Putri Jahanara harus hidup dalam penyamaran demi keselamatan dirinya dan keluarganya.

Jauh sebelum kedua cucu itu lahir, ketika Putri Jahanara masih hidup di balik Benteng Merah, ketika kakak mereka – Shah Jahan masih berkuasa dan Mumtaz Mahal masih hidup, persaingan terselubung antara Pangeran Dara dan Pangeran Aurangzeb sudah mulai terasa. Mungkin bukan Pangeran Dara yang menghendaki adanya persaingan, tapi sikap Pangeran Aurangzeb yang sangat ambisius menimbulkan percikan-percikan itu.

Pangeran Dara, lebih santun, pendiam dan lebih memilih membaca kitab-kitab sejarah, seni daripada mengasah keterampilan di medan perang. Berbeza dengan Pangeran Aurangzeb, yang dengan senang hati menunjukkan kekuasaannya di arena perang dan bangga dengan luka-luka yang ia dapat. Ia tak segan-segan membunuh dan selalu berdalih dengan mengambil ayat-ayat di kitab suci Al-Qu’ran demi membenarkan tindakannya.

Sementara Jahanara, ia adalah gadis yang cerdas, cerminan ibunya. Tapi, tetap saja, ia tak kuasa menolak ketika harus dinikahkan dengan saudagar kaya oleh ayahnya demi kepentingan kerajaan. Khondamir nama suaminya itu, adalah laki-laki yang kasar, tamak, sombong dan gemar main perempuan. Ia kerap menyalahkan Jahanara kerana tak kunjung hamil dan memberinya seorang anak laki-laki.

Jahanara yang sejak kecil bermimpi agar bisa jatuh cinta seperti ayah dan ibunya harus menerima kenyataan. Tapi, Jahanara bukanlah perempuan yang mudah putus asa. Ia mencari jalan agar bisa berada sejauh mungkin dari Khondamir. Kesempatan itu datang setelah kematian ibunya karena melahirkan bayi yang hmmm… kesekian belas.

Jahanara berjanji pada Arjumand untuk selalu menjaga ayahnya. Sementara Shah Jahan yang sangat berduka karena wafatnya Arjumand, mengurung diri di dalam kamar, melupakan tanggung jawabnya sebagai sultan. Demi cintanya pada Arjumand, ia memerintahkan seorang perancang bangunan bernama Ustad Isa untuk membangun sebuah bangunan megah untuk tempat peristirahatan terakhir isterinya dan untuk mengenang cintanya pada Mumtaz Mahal. Bangunan yang harus mencerminkan kecantikan isterinya dan mencerminkan cinta kasihnya yang begitu besar.

Jahanara diperintahkan untuk mengawasi jalannya proyek itu dan mengharuskan Jahanara tinggal di dalam lingkungan Benteng Merah. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata Jahanara dan Isa pun jatuh cinta, tapi, statusnya sebagai seorang isteri, menahan dirinya untuk berbuat lebih. Namun, tak disangka-sangka, ternyata Shah Jahan, merestui hubungan itu. Hubungan cinta itu pun berlangsung sembunyi-sembunyi. Jahanara yang ingin memiliki anak, mengatur bagaimana caranya agar Khondamir berpikir bahwa Jahanara mengandung anaknya dan bukan anak dari Isa.

Arjumand - nama anak Jahanara dan Isa - lahir di tengah-tengah perselisihan keluarga yang makin meruncing. Aurangzeb makin melebarkan pengaruhnya untuk melancarkan jalannya sebagai sultan. Ia membenci Dara, membenci para seniman, membenci kaum Hindu. Ketika ayahnya jatuh sakit, kesempatan baginya untuk mengambil alih kepemimpinan. Usaha untuk menghalangi Aurangzeb gagal. Puteri Jahanara ditahan bersama ayahnya, di sebuah menara di Benteng Merah dengan pemandangan yang mengarah ke Taj Mahal. Sedangkan, Pangeran Dara pun dihukum mati.

Kalau mahu dibilang ini ‘pure’ tentang kisah cintanya Shah Jahan dan Mumtaz Mahal, rasanya tak juga ya. Malah lebih banyak cerita ‘cinta terlarang’nya Jahanara yang terlalu muluk dan penuh mimpi dan bahasa yang berbunga-bunga. Belum lagi, gimana mungkin, seorang ayah yang notabene seorang sultan – penguasa tertinggi kesultanan yang sangat dihormati – mendukung anaknya untuk perselingkuh. Padahal, taruhannya kan adalah harga diri dan kehormatan para anggota keluarga kesultanan itu sendiri. Kaya’nya di dalam buku ini, gak disebut-sebut adanya pernikahan antara Jahanara dan Isa… jadi sampai tua, mereka gak nikah dong??

Masih gak kebayang gimana seorang anak bisa begitu sedih sama keluarganya sendiri. Dengan enteng, memerintahkan hukuman mati untuk saudara kandungnya sendiri, memenjarakan ayahnya. Meskipun Aurangzeb gak berani untuk menghancurkan Taj Mahal. Bahkan ia membiarkan ayahnya dimakamkan di dalam Taj Mahal, berdampingan dengan Mumtaz Mahal. Karena kalau Aurangzeb – kemudian dikenal dengan nama Sultan Alamgir – memperlakukan ayahnya dengan semena-mena, hanya akan menyulut pemberontakan dari orang-orang yang masih mencintai dan setia pada ayahnya.


sory ye ada sleng indon sebab fiza copy page orang indon...

No comments:

Post a Comment